Jumat, 20 September 2013

ANTROPOMETRI
Ergonomi adalah ilmu terapan yang menjelaskan interaksi antara manusia dengan tempat kerjanya. Ergonomi antara lain memeriksa kemampuan fisik para pekerja, lingkungan tempat kerja, dan tugas yang dilengkapi dan mengaplikasikan informasi ini dengan desain model alat, perlengkapan, metode-metode kerja yang dibutuhkan tugas menyeluruh dengan aman. Tujuan akhir dari program ergonomi adalah untuk kesempurnaan kerja dengan meminimalkan tekanan kerja yang mungkin bagi tubuh.
Antropometri berasal dari  bahasa Yunani yaitu dari kata anthropos yang artinya tubuh manusia  dan metrikos yang artinya pengukuran. Definisi antropometri adalah ilmu yang secara khusus mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia guna merumuskan perbedaan-perbedaan ukuran pada tiap individu ataupun kelompok dan lain sebagainya. Antropometri dapat diartikan juga sebagai cabang ilmu dari ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh baik ukuran, bentuk, dan komposisi tubuh. dalam antropologi fisik merujuk pada pengukuran individu manusia untuk mengetahui variasi fisik manusia.
 Antropometri berperan penting dalam bidang perancangan industri, perancangan pakaian, ergonomik, dan arsitektur. Dalam bidang-bidang tersebut, data statistik tentang distribusi dimensi tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk menghasilkan produk yang optimal. Perubahan dalam gaya kehidupan sehari-hari, nutrisi, dan komposisi etnis dari masyarakat dapat membuat perubahan dalam distribusi ukuran tubuh (misalnya dalam bentuk epidemik kegemukan), dan membuat perlunya penyesuaian berkala dari koleksi data antropometrik.
Data antropometri berguna untuk perancangan berbagai peralatan agar dapat dipergunakan secara  optimal sehingga orang dapat dengan aman dan nyaman. Meskipun demikian dalam proses pengukuran tersebut dapat ditemui berbagai kesulitan, misalnya karena adanya variasi data dalam hal ukuran tubuh manusia.

Secara umum antropometri dalam proses perencanaan dan perancangan produk membantu dalam hal:
1.                  Mengevaluasi postur / sikap badan dan jarak untuk melakukan operasi terhadap kontrol- kontrol yang ada.
2.                  Menentukan jarak antara tubuh dan bagian produk yang harus dihindari.
3.                  Mengidentifikasi elemen-elemen yang membatasi gerakan tubuh.

   Pengukuran Antropometri
Ada dua cara dalam pengukuran antropometri yaitu:
1.                  Antropometri Statis (struktural)
Pengukuran manusia pada posisi diam, dan linier pada permukaan tubuh. Antropometri statis berkaitan dengan pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan diam atau dalam keadaan dibekukan.
2.                  Antropometri Dinamis (fungsional)
Antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya. Misalnya dalam merancang ruang sempit jalur gerakan lengan untuk mencapai suatu komponen di kedalaman mesin dalam pekerjaan reparasi. Dimensi tubuh yang sedang bergerak bukan penjumlahan dari data antropometri statis bagian tubuh yang terlibat.
Hal-hal yang mempengaruhi dimensi antropometri manusia adalah sebagai berikut:
1.         Random atau Acak
Dalam perancangan suatu produk maupun merancang suatu lingkungan kerja sebaiknya memperhatikan faktor-faktor random dari populasi yang ada, seperti misalnya: keacakan jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan Iain-lain.
2.           Suku bangsa
Latar belakang suku bangsa akan memberikan karakteristik yang berbeda satu dengan lainya, antara lain cara berpikir, perbedaan adat-istiadat, cara bertindak, dan cara menggunakan suatu produk atau melakukan pekerjaan tertentu.

3.         Jenis Kelamin
Jenis kelamin sangat penting sebagai bahan pertimbangan perancangan, mengingat ukuran tubuh jenis kelamin laki-laki secara fisik pada umumnya lebih besar daripada wanita.
4.         Usia. Terdapat lima klasifikasi usia pada manusia :
-           Usia bayi
-           Usia anak-anak
-           Usia remaja
-           Usia dewasa
-           Usia lanjut
Secara umum dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah besar sampai batas usia dewasa, namun setelah itu tinggi badan akan cenderung menurun yakni antara lain disebabkan berkurangnya elastisitas tulang belakang (intervertebral disc). Selain itu dinamika gerakan tangan dan kaki juga akan berkurang sejalan dengan bertambahnya usia.
5.         Pertimbangan Pekerjaan
Pekerjaan dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam rancangan, mengingat setiap jenis pekerjaan memiliki tingkat klasilikasi dan tingkat kerumitan serta tingkat intensilas pekerjaan tertentu. Dalam hal ini juga diperlukan suatu rancangan yang dapat mengakomodasi segala kesulitan dan hambalan yang membuat pekerjaan tersebut tidak terselesaikan dengan baik.
6.         Pertimbangan Keterbatasan Fisik
Seiring dengan perkembangan ergonomi, maka rancang bangun fasilitas akomodasi untuk para penderita cacat tubuh secara fisik diberi prioritas sehingga mereka dapat ikut serta merasakan kesamaan dalam penggunaan jasa dari ilmu ergonomi di dalam masyarakat luas. Masalah yang sering timbul seperti: keterbatasan jarak jangkau, dibutuhkan ruang kaki (knee space) untuk rancang bangun meja kerja, disediakan jalur / lorong khusus kursi roda, dan Iain-lain,
7.         Pertimbangan Pakaian
Tubal lipis pakaian yang dipakai karena faktor iklim yang berbeda akan memberi variasi yang berbeda-beda pula dalam rancangan.


8.         Kehamilan
Kondisi semacam ini jelas akan berpengaruh pada bentuk ukuran tubuh (khusus perempuan) sehingga memerlukan perhatian khusus terhadap produk-produk yang dirancang. Akhirnya sekalipun segmentasi dari populasi yang ingin dituju dari rancangan suatu produk selalu berhasil diidentifikasikan sebaik-baiknya berdasarkan faktor-faktor seperti yang telah diuraikan, namun adanya variasi ukuran bukan tidak mungkin tetap dijumpai.

Penggunaan Data Antropometri
            Data Antropometri sangat penting dalam menentukan alat dan cara mengoperasikannya. Kesesuaian hubungan antara antropometri pekerja dengan alat yang digunakan sangat berpengaruh pada sikap kerja, tingkat kelelahan, kemampuan kerja dan produktivitas kerja. Antropometri juga menentukan dalam seleksi penerimaan tenaga kerja, misalnya orang gemuk tidak cocok untuk pekerjaan di tempat suhu tinggi, pekerjaan yang memerlukan kelincahan, dll. Menurut Pulat (1992), data antropometri dapat digunakan untuk mendesain  pakaian, tempat kerja, lingkungan kerja, alat dan sarana kerja serta produk-produk untuk konsumen.
Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal :
-           Perancangan peralatan kerja seperti mesin, handling equipment, perkakas, dan lain-lain.
-           Perancangan area kerja seperti stasiun kerja, interior mobil, dan Iain-lain.
-           Perancangan produk konsumtif seperti pakaian, kursi, meja, dan Iain-lain.
-           Perancangan lingkungan kerja fisik
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat berkaitan dengan produk yang dirancang. Dimana manusia yang akan mengoperasikan dan menggunakan hasil rancangan tersebut. Dalam kaitan ini maka perancangan produk harus mampu mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil rancangan tersebut. Rancangan produk yang dapat diatur secara fleksibel jelas memberikan kemungkinan lebih besar bahwa produk tersebut akan mampu dioperasikan oleh setiap orang meskipun ukuran tubuh mereka berbeda-bcda. Kemampuan penyesuaian atau adjustability suatu produk merupakan satu persyaratan yang sangat penting dalam proses perorangan terutama untuk produk-prodnk yung berorientasi pasar.
            Terdapat tiga prinsip umun dalam menggunakan data antropometri dalam proses perancangan yaitu:
1.                  Perancangan fasilitas yang disesuaikan
Merupakan metoda perancangan yang paling disukai karena mengakomodasi semua ukuran populasi yang akan menggunakan rancangan tersebut. Inti dari perancangan ini adalah merancang sistem yang memiliki bagian yang dapat disesuaikan dengan individu yang menggunakannya. Contoh: kursi pengemudi yang bisa dimaju-mundurkan, kursi kantor yang bisa diatur ketinggiannya, dll. Kelemahan: kesulitan dalam hal teknis dan biaya.
2.                  Perancangan individu ekstrim
Perancangan ini dilakukan jika nilai maksimum atau minimum dari pengukuran yang dilakukan dapat mengakomodasi semua orang yang menggunakannya. Strategi nilai populasi minimum diberikan kepada peralatan atau fasilitas dengan tujuan yang sama yaitu agar sebagian besar populasi dapat menggunakan fasilitas tersebut dengan nyaman. Misalnya perancangan tinggi kursi atau jarak panel-panel kontrol, menggunakan persentil 5 untuk dimensi tubuh yang bersesuaian dengan kebutuhan rancangan. Keterbatasan dari konsep perancangan ini adalah bahwa ada sebagian kecil populasi yang tidak terakomodasi oleh rancangan yang dibuat.
3.                  Perancangan berdasarkan nilai rata-rata
Perancangan dengan prinsip nilai rata-rata ini dipilih apabila perancangan dengan menggunakan kedua konsep sebelumnya tidak mungkin untuk dilaksanakan. Sebaiknya hanya dilakukan untuk peralatan atau fasilitas yang tidak kritis atau membahayakan baik dalam jangka waktu pendek ataupun panjang. Hal ini dilakukan bila perancangan berdasarkan individu ekstrim tidak mungkin dilakukan dan tidak praktis untuk perancangan dengan prinsip penyesuaian. Contoh: meja kasir di supermarket, dapat dirancang ketinggiannya menggunakan persentil 50 dari dimensi tinggi pinggang.
  
KRITERIA
Tujuan aplikasi ergonomi ialah diperolehnya kondisi kerja dan lingkungan yang aman, sehat, nyaman, dan efisien. Nilai desain yang baik dapat ditelusuri pada kriteria-kriteria yang ditetapkan berdasarkan pada tujuan tersebut, desain dapat dikatakan baik jika tercapai tujuan desain tersebut dengan baik, dan pengukuran tercapainya tujuan desain tersebut adalah dipenuhinya kriteria-kriteria dari desain.
Dalam dunia desain, kriteria-kriteria yang ditetapkan bergantung pada banyaknya aspek primer dan sekunder yang berkenaan dengan tujuan dari desain itu sendiri. Secara garis besar, sebuah desain dapat dikatakan memenuhi kriteria tercapainya tujuan jika :
1.         Desain memenuhi kriteria fungsi yang ditetapkan, karya desain dapat berfungsi dengan baik. Sebuah sepeda berfungsi untuk memindahkan seseorang dari satu titik menuju titik yang lain dengan mengandalkan dua roda yang bergerak dikarenakan kayuhan kaki yang dikenakan pada produk tersebut. Jika sepeda tidak dapat digerakan, tidak dapat memindahkan seseorang dari satu titik ke titik lain dengan kayuhan, atau harus menggunakan roda lebih dari dua ( kecuali bagi sepeda roda tiga atau tandem ) maka secara fungsi, karya desain yang dihasilkan tidak layak, atau dapat juga disebut kriteria fungsi tidak dapat terpenuhi.
2.         Desain memenuhi kriteria produksi ( dapat dibuat ), sesuai dengan karakteristik produksi yang ditetapkan, maka sebuah desain yang telah berfungsi harus memenuhi kriteria produksi, sebuah desain harus dapat diwujudkan. Sebuah karya desain yang hanya berupa gagasan diatas kertas harus dapat diwujudkan sehingga gagasan dapat difungsikan atau digunakan oleh para pengguna dari karya desain tersebut.
3.         Desain memenuhi kriteria operasional, sesuai dengan karakteristik operasional yang dituntut oleh pengguna dari karya desain tersebut. Sebuah karya desain yang telah diproduksi dengan baik, akan tetapi tidak dapat digunakan oleh manusia, maka desain tersebut menjadi tidak berguna. Dengan kata lain, desain harus memenuhi kelayakan ‘guna’.
4.         Desain harus dapat diperoleh oleh para pengguna. Beberapa bentuk kriteria ini dapat diuraikan menjadi kriteria ekonomi ( harga ), kriteria estetik ( ketertarikan dan kecocokan perupaan yang digunakan terhadap tuntutan pemakai ). Ketiga kriteria diatas belum dapat dikatakan sebagai desain yang baik jika tidak seorangpun dapat ‘memiliki’ karya desain tersebut.
5.         Sebuah karya desain harus memenuhi nilai etik yang berlaku pada satu masyarakat tertentu, bahkan beberapa desain haruslah memenuhi nilai etis yang berlaku bagi seluruh masyarakat. Sebuah karya desain yang memenuhi keempat nilai diatas, dapat terjadi harus dimusnahkan, karena melanggar etika kehidupan bermasyarakat. Perlu diingat bahwa sebuah karya desain memiliki tujuan untuk merubah satu kondisi menjadi lebih baik daripada kondisi dimana karya desain belum dihadirkan.
6.         Dan beberapa kriteria lain yang sangat bergantung pada karakteristik objek yang akan didesain.

KONSEP PERSENTIL
Konsep persentil dalam perancangan adalah penggunaan data-data ke 0,05 ;0,5 ; atau 0,95 dari sebaran data antropometri yang telah diurutkan, yang ditujukan untuk memberi aspek keamanan dan kenyamanan bagi manusia di dalam alat atau sistem kerja yang dirancang. Persentil pada dasarnya menyatakan persentase manusia dalam suatu populasi yang memiliki dimensi tubuh yang sama atau lebih kecil dari nilai tersebut. Misalnya persentil pertama ukuran tinggi tubuh, menunjukkan bahwa 99 persen dari populasi yang diukur memiliki tinggi tubuh melebihi angka tersebut. 
            Ada dua hal penting yang harus selalu diingat apabila menggunakan persentil:
1.                  Suata persentil antropometrik dari tiap individu hanya berlaku untuk satu data dimensi tubuh saja. Hal ini dapat saja merupakan data tinggi badan atau tinggi duduk.
2.                  Tidak dapat dikatakan seseoarang memiliki persentil yang sama, ke-95 atau ke-90 atau ke-5, untuk keseluruhan dimensi tubuhnya.

RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA)
Rapid Upper Limb Assessment (RULA) adalah metode survei yang dikembangkan foruse dalam penyelidikan ergonomis tempat kerja di mana pekerjaan terkait ekstremitas atas gangguan yang dilaporkan. RULA dapat membantu untuk mengurangi resiko cedera pada seorang pekerja. Analisa RULA dapat dilakukan sebelum dan sesudah demonstrasi untuk mengetahui apakah resiko cedera sudah
berkurang.
Screening RULA adalah alat yang menilai pemuatan biomekanis dan postural pada seluruh tubuh dengan perhatian khusus pada leher, batang dan anggota badan atas. Sebuah penilaian RULA memerlukan sedikit waktu untuk menyelesaikan dan mencetak daftar menghasilkan suatu tindakan yang mengindikasikan tingkat intervensi yang dibutuhkan untuk mengurangi risiko cedera akibat beban fisik pada operator. RULA ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai bagian dari studi ergonomis yang lebih luas.
RULA digunakan dengan cara mengevaluasi postur tubuh, kekuatan yang dibutuhkan dan gerakan otot pekerja pada saat sedang bekerja. Terdapat 5 faktor eksternal yang dapat menjadi faktor resiko yang berhubungan dengan terjadinya cedera pada tubuh bagian atas, yaitu:
·                    Jumlah gerakan
·                    Kerja otos statis
·                                Beban
·                                Dimensi peralatan
·                                Lama kerja tanpa istirahat.
Oleh sebab itu, RULA didesain untuk membahas faktor-faktor resiko diatas terutama pada 4 faktor eksternal pertama. Adapun tujuan dari metode ini adalah sebagai berikut:
·                     Sebagai metode yang dapat dengan cepat mengurangi resiko cedera pada pekerja, khususnya yang berkaitan dengan tubuh bagian atas.
·                     Mengidentifikasikan bagian tubuh yang mengalami kelelahan dan kemungkinan terbesar mengalami cedera.
·                     Memberikan hasil analisa dan perbaikan.
Terdapat 3 langkah untuk mendapatkan hasil dari metode RULA:
a.         Merekam postur tubuh ketika sedang bekerja.
Bagian tubuh yang dianalisa meliputi: lengan (lengan atas), siku tangan (lengan bawah), pergelangan tangan, leher, trunk, dan kaki. Pada  langkah ini, peneliti merekam dan memasukkan data postur tubuh pekerja pada software RULA. Kemudian, dari data tersebut dapat diketahui bagian tubuh yang mempunyai kemungkinan terbesar mengalami cedera.
b. Menghitung nilai
Data hasil rekaman yang telah dimasukkan software, dihitung nilainya untuk masing- masing bagian tubuh.


c. Action Level

Dari hasil nilai yang didapatkan, kemudian diklasifikasikan menurut action level.



sumber : Praktikum RSK, modul dan situs2 lain

Jumat, 19 April 2013