Rabu, 24 Oktober 2012
MESIN MILLING
Posted by: januarsutrisnoyayan on: November 29, 2008
Mempelajari cara kerja mesin frais atau mesin milling serta mengetahui cara penggunaan dan fungsinya.
4.2. Dasar Teori
4.2.1. Intisari
Pengerjaan logam dalam dunia manufacturing ada beberapa macam, mulai dari pengerjaan panas, pengerjaan dingin hingga pengerjaan logam secara mekanis.
Pengerjaan mekanis logam biasanya digunakan untuk pengerjaan lanjutan maupun pengerjaan finishing,
sehingga dalam pengerjaan mekanis dikenal beberapa prinsip pengerjaan,
salah satunya adalah pengerjaan perataan permukaan dengan menggunakan
mesin Frais atau biasa juga disebut mesin Milling.
Mesin milling adalah
mesin yang paling mampu melakukan banyak tugas bila dibandingkan dengan
mesin perkakas yang lain. Hal ini disebabkan karena selain mampu
memesin permukaan datar maupun berlekuk dengan penyelesaian dan
ketelitian istimewa, juga berguna untuk menghaluskan atau meratakan
benda kerja sesuai dengan dimensi yang dikehendaki.
Mesin milling dapat menghasilkan permukaan bidang rata yang cukup halus, tetapi proses ini membutuhkan pelumas berupa oli yang berguna untuk pendingin mata milling agar tidak cepat aus.
Proses milling adalah proses yang menghasilkan chips (beram). Milling
menghasilkan permukaan yang datar atau berbentuk profil pada ukuran
yang ditentukan dan kehalusan atau kualitas permukaan yang ditentukan.
Proses kerja pada pengerjaan dengan mesin milling dimulai dengan mencekam benda kerja (gambar 1), kemudian dilanjutkan dengan pemotongan dengan alat potong yang disebut cutter (gambar 2), dan akhirnya benda kerja akan berubah ukuran maupun bentuknya (gambar 3).
4.2.2. Prinsip kerja mesin milling
Tenaga
untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak
utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan
diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar
pada spindel mesin milling.
Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin milling yang bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan pemotongan.
Gerakan pemotongan pada cutter jika
dikenakan pada benda kerja yang telah dicekam maka akan terjadi
gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan pemotongan pada bagian benda
kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja.
4.2.3. Jenis-jenis mesin milling
Penggolongan mesin milling menurut jenisnya penamaannya disesuaikan dengan posisi spindel utamanya dan fungsi pembuatan produknya, ada beberapa jenis mesin milling dalam dunia manufacturing antara lain:
1. Mesin Milling Horizontal
Mesin milling jenis ini mempunyai pemasangan spindel dengan arah horizontal dan digunakan untuk melakukan pemotongan benda kerja dengan arah mendatar.
2. Mesin Milling Vertikal
Kebalikan dengan mesin milling horizontal, pada mesin milling ini pemasangan spindel-nya pada kepala mesin adalah vertikal, pada mesin milling jenis
ini ada beberapa macam menurut tipe kepalanya, ada tipe kepala tetap,
tipe kepala yang dapat dimiringkan dan type kepala bergerak. Kombinasi
dari dua type kepala ini dapat digunakan untuk membuat variasi
pengerjaan pengefraisan dengan sudut tertentu.
3. Mesin Milling Universal
Mesin milling ini mempunyai fungsi bermacam-macam sesuai dengan prinsipnya, seperti :
a. Frais muka
b. Frais spiral
c. Frais datar
d. Pemotongan roda gigi
e. Pengeboran
f. Reaming
g. Boring
h. Pembuatan celah
4. Plano Milling
Untuk benda kerja yang besar dan berat.
5. Surface Milling
Untuk produksi massal, kepala spindel dan cutter dinaikturunkan.
6. Tread Milling
Untuk pembuatan ulir.
7. Gear Milling
Untuk pembuatan roda gigi.
8. Copy Milling
Untuk pembuatan benda kerja yang mempunyai bentuk tidak beraturan.
4.2.4. Gerakan dalam mesin milling
Pekerjaan dengan mesin milling harus selalu mempunyai 3 gerakan kerja.
1. Gerakan Pemotongan
Sisi potong cutter yang dibuat berbentuk bulat dan berputar dengan pusat sumbu utama.
2. Gerakan Pemakanan
Benda kerja digerakkan sepanjang ukuran yang akan dipotong dan digerakkan mendatar searah gerakan yang dipunyai oleh alas.
3. Gerakan Penyetelan
Gerakan
untuk mengatur posisi pemakanan, kedalaman pemakanan, dan pengembalian,
untuk memungkinkan benda kerja masuk ke dalam sisi potong cutter, gerakan ini dapat juga disebut gerakan pengikatan
4.2.5. Bagian Utama Mesin Milling
Bagian utama mesin milling meliputi beberapa bagian seperti di belakang
4.2.6. Cutter
4.2.6.1 Type Cutter
Cutter pada mesin milling mempunyai bentuk silindris, berputar pada sumbunya dan dilengkapi dengan gigi melingkar yang seragam.
Keuntungan cutter dibanding
dengan pahat bubut dan pahat ketam adalah setiap sisi potong dari pisau
frais mengenai benda kerja hanya dalam waktu yang pendek pada proses
pemotongan selama 1 putaran pisau frais dan pendinginannya pada waktu
sisi potong mengenai benda kerja, maka hasilnya cutter frais akan lebih tahan lama.
Cutter biasanya terbuat dari HSS maupun Carbide Tripped. Gigi cutter ada yang lurus maupun ada yang mempunyai sudut, untuk yang bersudut (helix angle) dapat mengarah ke kanan dan ke kiri.
Ada beberapa jenis cutter seperti misalnya :
a. Plain Mill Cutter
Digunakan untuk pengefraisan horizontal dari permukaan datar.
b. Shell End Mill Cutter
Pemotongan dengan menggunakan sisi muka, digunakan untuk pengefraisan dua permukaan yang tegak lurus. Pada cutter ini panjangnya lebih besar dari diameternya dan hal yang harus diingat adalah tidak boleh memasang cutter ini terbalik.
c. Face Mill Cutter
Digunakan
untuk pengefraisan ringan (pemakanan kecil). Pisau ini pendek dan
mempunyai sisi potong pada bagian yang melingkar dan bagian sisi
mukanya, seperti shell mill cutter. Dalam jenis ini ada yang disebut Carbide Tipped.
Face mill cutter, keistimewaan pisau ini adalah tentang kemudahan penggantian sisi potongnya.
d. End Mill Cutter
4.2.6. Pengerjaan pada mesin milling
a. Pengefraisan Sisi, adalah pengefraisan dimana pisau sejajar dengan permukaan benda kerja.
b. Pegefraisan Muka, adalah pengefraisan dimana sumbu pisau tegak lurus dengan permukaan benda kerja.
4.2.7. Metode pengefraisan
a. Climb Mill
Merupakan cara pengefraisan dimana putaran cutter searah dengan gerakan benda kerja. Gaya potong menarik benda kerja ke dalam cutter sehingga
faktor kerusakan pahat akan lebih besar. Hanya mesin yang mempunyai
alat pengukur keregangan diperbolehkan memakai metode pemotongan ini.
b. Conventional Milling
Merupakan pengefraisan dimana putaran cutter berlawanan
arah dengan gerakan benda kerja, pemotongan ini dimulai dengan beram
yang tipis dan metode ini digunakan untuk semua jenis mesin frais.
4.3. Alat dan Bahan
a. Milling machine (mesin frais)
b. Jangka sorong / kaliper
c. Pahat alas
d. Kuas
e. Coolant (pendingin)
f. Palu plastik
g. Stopwatch
h. Mistar siku
i. Kikir
j. Kunci tanggem
4.4. Cara Kerja
1. Mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan dan benda kerja.
2. Mengukur benda kerja dengan menggunakan kaliper dan menghaluskan sedikit permukaannya dengan menggunakan kikir.
3. Mengatur putaran spindel yang sesuai untuk jenis benda kerja.
4. Menempatkan benda kerja yang akan difrais pada meja kerja.
5. Mencari
titik permukaan/titik nol dan kemudian melakukan pemakanan untuk
masing–masing sisi. Saat pemakanan dilakukan, mata pahat dan benda kerja
diberi pendingin, sehingga benda kerja tidak mengeluarkan asap ( benda
kerja panas ).
6. Mengatur ketebalan pemakanan.
7. Mencatat waktu yang diperlukan untuk satu kali pemakanan.
8. Mencatat keadaan akhir benda kerja.
Sabtu, 28 Juli 2012
Teknik Industri
Jurusan
Teknik Industri bertujuan membentuk sarjana berkemampuan tinggi dalam
perencanaan, penyususnan fisik, perbaikan dan pengoperasian sistem-sistem
integral yang terdiri dari manusia, peralatan, bahan-bahan, uang informasi dan
energi.
Bidang keahlian Teknik Industri terdiri dari Teknik Indsutri dan Manajemen Industri. Kedua keahlian tersebut sama-sama memerlukan dasar yang kuat dalam prinsip dan metoda kerekayasaan maupun sistem integral dan didasari pula dengan pengetahuan dan keterampilan dari fisika, matematika dan ilmu-ilmu sosial.
Bidang keahlian TEKNIK INDUSTRI lebih dititikberatkan pada aspek peralatan dan informasi, dengan memperhatikan aspek manusia, material dan energi (perancangan produktivitas, efesiensi dari sistem integral).
Bidang keahlian MANAJEMEN INDUTSRI lebih kepada bertitikberatkan pada aspek manusia dan informasi, dengan memperhatikan material, peralatan dan energi (manajemen, operasi dan dinamika dari sistem integral).
LAPANGAN PEKERJAAN
Industri Manufaktur : Industri Logam, Kimia, Otomotif, Garment, Tekstil, Kayu dan Furniture
Industri Jasa : Konsultan Teknik, Perbankan, Telekomunikasi, Perdagangan, Teknologi dan Sitem Informasi dan sebagainya.
Bidang keahlian Teknik Industri terdiri dari Teknik Indsutri dan Manajemen Industri. Kedua keahlian tersebut sama-sama memerlukan dasar yang kuat dalam prinsip dan metoda kerekayasaan maupun sistem integral dan didasari pula dengan pengetahuan dan keterampilan dari fisika, matematika dan ilmu-ilmu sosial.
Bidang keahlian TEKNIK INDUSTRI lebih dititikberatkan pada aspek peralatan dan informasi, dengan memperhatikan aspek manusia, material dan energi (perancangan produktivitas, efesiensi dari sistem integral).
Bidang keahlian MANAJEMEN INDUTSRI lebih kepada bertitikberatkan pada aspek manusia dan informasi, dengan memperhatikan material, peralatan dan energi (manajemen, operasi dan dinamika dari sistem integral).
LAPANGAN PEKERJAAN
Industri Manufaktur : Industri Logam, Kimia, Otomotif, Garment, Tekstil, Kayu dan Furniture
Industri Jasa : Konsultan Teknik, Perbankan, Telekomunikasi, Perdagangan, Teknologi dan Sitem Informasi dan sebagainya.
STRUKTUR KURIKULUM 2012
Semester
|
No
|
NMK
|
Matakuliah
|
SKS
|
Semester Satu
|
1
|
TI 101
|
Matematika I
|
3
|
2
|
TI 103
|
Fisika Dasar I
|
3
|
|
3
|
TI 105
|
Bahasa Inggris I
|
2
|
|
4
|
TI 111
|
Kimia Dasar
|
2
|
|
5
|
TI 113
|
Pengetahuan
Lingkungan
|
2
|
|
6
|
TI 115
|
Pengantar Teknik
Industri
|
3
|
|
7
|
TI 117
|
Pengantar Ilmu
Ekonomi
|
2
|
|
Semester Dua
|
1
|
TI 102
|
Matematika II
|
3
|
2
|
TI 104
|
Fisika Dasar II
|
3
|
|
3
|
TI 106
|
Pendidikan
Kewarganegaraan
|
3
|
|
4
|
TI 112
|
Kimia Terapan
|
2
|
|
5
|
TI 114
|
Dasar Teknologi
Informasi
|
2
|
|
6
|
TI 116
|
Dasar Perancangan
Teknik
|
4
|
|
Semester Tiga
|
1
|
TI 201
|
Bahasa Indonesia
|
3
|
2
|
TI 211
|
Matriks dan Ruang
Vektor
|
3
|
|
3
|
TI 213
|
Proses Manufaktur I
|
4
|
|
4
|
TI 215
|
Teori Probabilitas
|
2
|
|
5
|
TI 217
|
Mekatronika
|
3
|
|
6
|
TI 219
|
Logika Pemograman
Komputer
|
3
|
|
7
|
TI 221
|
Pengantar manajemen
dan Bisnis
|
2
|
|
Semester Empat
|
1
|
TI 202
|
Bahasa Inggris II
|
2
|
2
|
TI 212
|
Matematika Diskrit
dan Metode Numerik
|
3
|
|
3
|
TI 214
|
Proses Manufaktur II
|
3
|
|
4
|
TI 216
|
Statistika Industri
|
4
|
|
5
|
TI 218
|
Rekayasa Sistem
Kerja I
|
3
|
|
6
|
TI 220
|
Riset Operasi I
|
3
|
|
Semester Lima
|
1
|
TI 311
|
Perancangan Alat
Bantu Manufaktur
|
3
|
2
|
TI 313
|
Perencanaan Pengendalian
Produksi I
|
3
|
|
3
|
TI 315
|
Rekayas Sistem Kerja
II
|
3
|
|
4
|
TI 317
|
Riset Operasi II
|
3
|
|
5
|
TI 319
|
Sistem Informasi
|
3
|
|
6
|
TI 321
|
Pengendalian
Kualitas
|
3
|
|
7
|
TI 323
|
Ekonomi Teknik
|
2
|
|
Semester Enam
|
1
|
TI 312
|
Otomasi Industri
|
3
|
2
|
TI 314
|
Perencanaan & Pengendalian
Produksi II
|
4
|
|
3
|
TI 316
|
Manajemen Proyek
|
2
|
|
4
|
TI 318
|
Perancangan dan
Pengembangan Produk
|
3
|
|
5
|
TI 320
|
Akuntansi Biaya
|
2
|
|
6
|
TI 35x
|
Pilihan I
|
3
|
|
7
|
TI 390
|
Kerja Praktek
|
2
|
|
Semester Tujuh
|
1
|
TI 411
|
Perancangan Tata
Letak Fasilitas
|
4
|
2
|
TI 413
|
Kewirausahaan
|
2
|
|
3
|
TI 415
|
Pemodelan Sistem
|
4
|
|
4
|
TI 417
|
Perancangan
Organisasi
|
3
|
|
5
|
TI 45x
|
Pilihan II
|
2
|
|
6
|
TI 490
|
Metodelogi
Penelitian
|
2
|
|
Semester Delapan
|
1
|
TI 402
|
Pendidikan Agama
|
3
|
2
|
TI 412
|
Analisis Kelayakan
Bisnis
|
3
|
|
3
|
TI 45x
|
Pilihan III
|
2
|
|
4
|
TI 47x
|
Pilihan IV
|
3
|
|
5
|
TI 500
|
Tugas Akhir
|
6
|
|
M.K Pilihan I
|
1
|
TI 352
|
Sistem Logistik
|
3
|
(TI 35 x)
|
2
|
TI 354
|
Perancangan
Eksperimen
|
3
|
(Semester 6)
|
3
|
TI 356
|
Analisis Multivariat
|
3
|
|
1
|
TI 451
|
Analisis Jaringan
|
2
|
M.K Pilihan II
|
2
|
TI 453
|
Manajemen Teknologi
|
2
|
(TI 45 x)
|
3
|
TI 455
|
Manajemen Pemasaran
|
2
|
(Semester 7)
|
4
|
TI 457
|
Manajemen Kualitas
Jasa
|
2
|
|
5
|
TI 459
|
Teknik Keselamatan
dan Resiko Industri
|
2
|
|
1
|
TI 452
|
Manajemen Sumber
Daya Manusia
|
2
|
M.K Pilihan III
|
2
|
TI 454
|
Analisis Keputusan
|
2
|
(TI 45 x)
|
3
|
TI 456
|
Strategi Perusahaan
|
2
|
(Semester 8)
|
4
|
TI 458
|
Perilaku Organisasi
|
2
|
|
5
|
TI 460
|
Manajemen Perawatan
|
2
|
M.K Pilihan IV
|
1
|
TI 472
|
Simulasi Sistem
Manufaktur
|
3
|
(TI 47 x)
|
2
|
TI 474
|
Manajemen dan
Rekayasa Kualitas
|
3
|
(Semester 8)
|
3
|
TI 476
|
Manajemen Keuangan
|
3
|
|
|
|
Total
|
145
|
Langganan:
Postingan (Atom)